FADHILAT SEDEKAH




KEUTAMAAN SEDEKAH




HARTA KITA YANG SEBENAR

Hadrat Artaat Ibnu Suhaitah r.a apabila hampir meninggal dunia, telah membaca beberapa syair yang 
terjemahannya seperti berikut :

'' Manusia menyatakan bahawa dia telah mengumpulkan harta, tetapi kebanyakan dikalangan mereka yang mengumpulkan harta sebenarnya mengumpulkan untuk orang lain iaitu waris. Pada masa kehidupannya sendiri dia mengikat perut ( berjimat ) supaya hartanya tidak berkurangan. Tetapi selepas itu dia tinggalkan untuk orang lain yang daripadanya dia tidak berkuasa untuk mengambil hisab kemanakah sudah dihabiskan hartanya. Jadi, makanlah sendiri dan berikanlah kepada orang lain untuk memakannya semasa kamu sendiri masih hidup dan ambillah dari waris yang bakhil. Selepas mati, pemilik harta menjadi terlucut daripada hartanya sendiri sedangkan orang2 lain memuaskan kehendak mereka dengan hartanya. Tetapi tiada sesiapa pun yang akan mengingatinya. ''

Kisah yang dikandungi seperti diatas telah diceritakan dengan cara lain iaitu Baginda SAW telah bertanya kepada sahabat2 r.a> '' Siapakah diantara kamu yang baginya harta waris adalah lebih disukai daripada hartanya sendiri ? '' Mereka telah menjawab, '' Ya Rasulullah, setiap kami lebih sukakan harta sendiri. '' 


 Baginda SAW bersabda '' Lihatlah, fikirlah denganlebih mendalam apa yang kamu cakapkan. '' Mereka menjawab, '' Ya Rasulullah, begitulah anggapan kami. ''Bagi setiap dikalangan kami, harta sendirilah yang lebih disukai. '' Baginda SAW bersabda '' Tiada sesiapa pun dikalangan kamu yang baginya harta waris tidak disukai daripada hartanya sendiri.''. Mereka telah bertanya, '' Bagaimanakah begitu, ya Rasulullah ? Baginda menjawab '' Hartamu sendiri adalah apa yang kamu telah hantar ( ke akhirat ) terlebih dahulu dan harta waris adalah apa yang kamu tinggalkan semasa kamu meninggal dunia.''













............................................................................................................................................................

KELEBIHAN SEDAQAH


Ada banyak sekali keutamaan ketika kita mengeluarkan sedekah, antara lain :
1.      Dihindarkan Dari Kematian Yang Buruk

Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah dapat menolak kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 2)


2. Terhindar Dari Bencana/Musibah

Rasulullah SAW bersabda : “Mulai pagi harimu dengan sedekah, barangsiapa yang memulai pagi harinya dengan sedekah ia tidak akan terkena sasaran bala.” (Al-Wasail 6: 257, hadis ke 15)


3. Dilipat Gandakan Hartanya & Disayang Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda : “Bersedekahlah kalian, karena se-sungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)
“siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”. (QS. Al-Baqarah: 245)


4. Mensucikan Harta

Allah Ta`ala berfirman: ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu ( menjadi ) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS At-Taubah: 103)
Rasulullah SAW bersabda : " Wahai para pedagang sesungguhnya jual-beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia dan sumpah oleh karena itu bersihkanlah ia dengan shadaqah"(HR. Ahmad, Nasai, Ibnu Majah) 

5. Memadamkan Kemurkaan Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah yang tersembunyi dapat memadamkan murka Allah swt." (Al-Wasail 6: 275, hadis ke 1)

6. Diterima Taubatnya

Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah ada sedekah seorang mukmin kecuali tangannya bersentuhan dengan tangan Allah sebelum bersentuhan dengan tangan pemintanya. Kemudian beliau membacakan firman Allah swt: 'Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah." (At-Taubah: 104). (Al-Wasail 6: 303, hadis ke 3)

7. Sebagai Bukti Ketaqwaan Manusia

“Kitab (al quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka“. (qs. al baqarah : 2-3)
” dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Qs. ali imran: 133-134)

8. Melindungi Dari Panasnya Neraka

Rasulullah SAW bersabda : “hendaknya salah seorang diantara kalian melindungi wajahnya dari neraka, sekalipun dengan sebelah biji kurma”. [HR. Ahmad. )

9. Menghapus Kesalahan

Rasulullah SAW bersabda : “shadaqah itu memadamkan (menghapuskan) kesalahan sebagaimana air memadamkan api” [HR. Ahmad )

10.Memadamkan Panasnya Kubur

Rasulullah SAW bersabda :“sesungguhnya shadaqah akan memadamkan panasnya kubur bagi pemilik shadaqah”. [HR. Thobroniy, Baihaqiy)

11. Mendapat Naungan di Padang Mahsyar

Rasulullah SAW bersabda : “tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat yang mana tidak ada naungan selain naungan Allah….seseorang yang bershodaqah dengan suatu shadaqoh yang ia rahasiakan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa-apa yang telah dishadaqohkan oleh tangan kanannya”. [HR. Bukhariy, Muslim )

12. Menolak Taqdir Mubram

Rasulullah SAW berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib (sa) : “Wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah ditetapkan). Wahai Ali, silaturahim dapat menambah umur. Wahai Ali, tidak ada sedekah ketika keluarga dekatnya membutuhkan. Wahai Ali, tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah).(AlWasail 6:267,hadis ke 4)

13. Sebagai Obat

Rasulullah SAW bersabda : "Ubatilah orang-orang yang sakit diantaramu dengan Shadaqah ". (Shahih Attarghib)

14. Melunakkan Hati

Rasulullah SAW bersabda : "Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim". (HR. Ahmad)




........................................................................................................................................................

Kunci Rezeki


Kita sering merasa tidak beruntung dan menyalahkan takdir kerana kekayaan dan kesenangan tidak sentiasa bersama kita…. Kita merasa kadang hidup sangatlah susah dan kita mencari alasan untuk menyalahkan siapa atau apa….. Jarang atau bahkan kurang kita melihat kenyataan yang ada disekitar kita.
Ada
beberapa cara mungkin yang dapat kita jalankan jika ingin rezeki kita lancar dan berlimpah, di antaranya adalah :

1. Taqwa
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).


2. Tawakal
Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)


3. Shalat
Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)


4. Istighfar
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS Nuh: 10-12).

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Majah dan al-Hakim).


5. Silaturahmi
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”


6. Sedekah
Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)


7. Berbuat Kebaikan
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Alqashash:84)

Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)


8. Berdagang
Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)


9. Bangun Pagi
Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, “Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)

Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, “Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)


10. Bersyukur
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)






.........................................................................................................................................................................................................

Al-Baqarah : 177

'' Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur atau barat itu suatu kebaktian ( kesempurnaan ), akan tetapi sesungguhnya kesempurnaan yang sebenarnya itu ialah kebaktian orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari kiamat dan kepada malaikat-malaikat dan kitab-kitab Allah dan kepada semua nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya ( kerana cintanya kepada Allah SWT ) kepada kerabatnya, anak-anak yatim dan orang-orang miskin dan musafir ( yang memerlukan pertolongan ) dan orang-orang yang meminta-minta disebabkan tiada upaya dan juga untuk melepaskan belenggu orang-orang ( tawanan dan hamba-hamba ) dan mendirikan solat dan menunaikan zakat;...." inilah kesempurnaan yang sebenar.

Selepas menerangkan beberapa lagi sifat mereka lalu Allah berfirma SWT  " Mereka inilah orang-orang yang benar dan bertakwa "

Keterangan :

Hadrat Qatadah rah.a. berkata bahawa orang-orang yahudi telah bersembahyang ke arah 'magrib' ( barat ) dan orang-orang nasrani ke arah timur. Atas perkara ini ayat yang suci telah diturunkan. Beberapa tafsiran yang sedemikian telah juga diriwayatkan daripada perawi-perawi yang lain.

Imam Jasas rah.a menulis bahawa di dalam ayat suci ini terdapat dalil bantah terhadap yahudi dan nasrani apabila mereka menentang pertukaran kiblat ( dari Baitul Maqdis ke Ka'ba ) maka Allah SWT telah menurunkan ayat ini bahawa kebajikan ada di dalam ketaatan kepada Allah SWT. Tanpa mentaati Allah SWT, menghadapkan wajah ke arah timur ataupun barat adalah sia-sia.

'Memberikan harta kerana cinta kepada Allah SWT ' maksudnya membelanjakan atas perkara-perkara itu kerana hendak mendapatkan cinta dan keredhaan Allah SWT dan bukanlah untuk nama atau kemasyuran atau kehormatan. Kalau dia membelanjakan harta kerana bertujuan untuk ketiga-tiga itu ( nama, kemasyuran dan kehormatan ), maka kebajikannya hancur dan sebaliknya dia melakukan dosa. Dia sudah membelanjakan hertanya tetapi di sisi Allah SWT dia tidak dpat pahala bahkan dia mendapat dosa.

Baginda SAW telah bersabda bahawa Allah SWT tidak melihat kepada  rupamu ataupun hartamu ( berapa banyak telah kamu membelanjakan ). Dalam hadis yang lain Baginda SAW bersabda bahawa '' aku sangat-sangat takut syirik asghar ( syirik terkecil ) bagimu.'' Sahabat-sahabat r.a telah bertanya, ''wahai pesuruh Allah! apakah syirik asghar?'' Baginda SAW menjawab, '' Beramal untuk menunjuk-nunjuk kepada orang''.

Terjemahan ayat ini adalah '' memberi kerana ( orang itu ) cinta kepada Allah SWT ''
Setengah-setengah ulama memberi terjemahannya sebagai '' cinta kepada membelanjakan harta '', yakni dia suka kepada amalan membelanjakan harta dan dia sama sekali tidak menyesal di atas harta yang telah dibelanjakan dan tidak berkata-kata juga kepada dirinya sendiri mengapa dia bodoh membelanjakan harta sehingga sudah berkurangan dan sebagainya.

Tetapi kebanyakan penafsir telah menterjemahkan '' cinta pada harta '' yakni walaupun dia cinta kepada harta namun dia masih membelanjakan hartanya untuk perkara-perkara tersebut.

Dalam sebuah hadis ada dinyatakan bahawa salah seorang telah bertanya, '' wahai pesuruh Allah! '' apakah maksud cinta kepada harta? '' Walhal semua orang ada perasaan cinta kepada harta. ''
Baginda SAW menjawab. '' Apabila kamu membelanjakan harta, pada ketika itu, hati kamu memberi peringatan kepada keperluan-keperluan kamu sendiri dan timbullah takut tentang hajat-hajat kamu, bahawa usia makin panjang dan ada bakinya, nanti saya akan menghadapi kemiskinan dan akan berhajat kepa orang lain pula. ''

Dalam sebuah hadis telah dinyatakan bahawa, '' Sedekah yang paling baik adalah perbelanjaan ketika kamu sihat dan masih ada harapan untuk hidup dalam tempoh masa yang lebih panjang di dunia ini.Janganlah lakukan seperti berikut iaitu kamu menanti-nati untuk memberi sedekah sehingga nafas terakhir hendak keluar dan masa meninggal dunia sudah hampir dan kamu mula berwasiat supaya harta itu diberikan kepada si fulan dan harta itu kena sampai ke tempat itu. Walhal pada masa itu harta kamu hampir menjadi harta si fulan ( yakni waris ). ''

Sebab inilah syariat yang suci menetapkan bahawa sedekah pada masa seseorang hendak meninggal dunia boleh dilulusi hanya satu pertiga daripada hartanya. Sekiranya pada masa itu seseorang itu mensedekahkan kesemua hartanya dan meninggal dunia, maka tanpa keizinan warisnya, lebih daripada satu pertiga hartanya tidak boleh dilaksanakan.




..................................................................................................................



Kelebihan Membelanjakan Harta di Jalan AllahSWT

Di dalam kalam Allah yang suci dan sabdaan rasulullah SAW, ada banyak galakan dan dorongan terhadap membelanjakan harta sehingga tiada hadnya.Terdapat beberapa ayat al-quran dan hadis antaranya :

Al-Baqarah : ayat 2-5

Kitab ini ( al-quran ) adalah petunjuk bagi mereka yang bertakwa iaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib dan yang mendirikan solat dan membelanjakan daripada apa yang telah kami anugerahkan kepada mereka dan mereka adalah orang yang beriman kepada kitab yang diturunkan kepadamu, dan kepada kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum kamu, dan pada akhirat mereka yakin mereka inilah orang-orang yang di atas jalan yang benar daripada tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang berjaya.

Keterangan:

Dalam ayat ini ada beberapa perkara yang patut diingati:

1. Petunjuk jalan kepada mereka yang takut akan Allah, yakni bagi mereka yang tidak takut kepada Al-Malik ( pemilik segala kerajaan ) tidak kenal tuhan sebagai tuan yang sebenar dan dia jahil tentang penciptanya, maka jalan yang ditunjuki oleh Al-Quran tidak akan dilihatnya. Sesiapa yang mempunyai kebolehan untuk melihat, dia sahaja yang boleh melihat sesuatu jalan. Jika seseorang yang tidak mempunyai mata, bagaimana dia boleh melihat? Begitulah barangsiapa tidak ada perasaan takut kepada Al-Malik dia tidak boleh mentaati perintah-perintah Al-Malik.

2. Mendirikan solat bermakna menunaikan solat dengan menjaga segala syarat-syarat dan adab-adabnya dan memberikan kepentingan kepadanya. Telah diriwayatkan oleh Hadrat Ibnu Abbas r.a bahawa mendirikan solat maksudnya ialah melakukan ruku' dan sujud dengan cara yang betul dan kusyuk' serta tawadhu'. Hadrat Qatadah r.a berkata bahawa mendirikan solat adalah menjaga waktunya, menyempurnakan wudhu, ruku' dan sujud  dengan cara yang betul.

3. Sampai kepada kejayaan ( falah ) adalah satu perkara yang amat tinggi sekali. Dimana sahaja ada lafaz 'falah' mafhumnya adalah kejayaan dalam dunia dan agama. Imam Raghib rahmatullahalaih menulis bahawa kejayaan dunia adalah dapat menghasilkan sifat-sifat dimana kehidupan dunia menjadi sangat baik. Ia adalah kekayaan, kehormatan dan baqa' umur ( panjang ).
Kejayaan akhirat adalah dalam empat perkara :
i) berkekalan dalam keadaan yang tidak akan fana ( berkesudahan )
ii) kekayaan yang mana tidak ada kemiskinan selepasnya
iii) kehormatan yang tidak akan ada kehinaan selepasnya
iv) ilmu yang mana tidak ada sedikit pun kejahilan di dalamnya

Apabila mutlak perkataan 'falah' digunakan maka di dalamnya terdapat kedua-duanya iaitu kejayaan agama dan dunia.

26 Oktober 2010
3.40 pm

..............................................................................................................................




........................................................................................................................................................